Jumat, 22 Juni 2012

Tepat di Depan Jalan Itu

       Tepat di depan jalan itu, jalan yang menghubungkan dua kampung di desaku, kau tau, jalan setapak yang berakhir pada jembatan yang terbuat dari kayu yang telah lapuk dimakan waktu. sebuah sunggai yang cukup lebar itulah yang menjadi batas antara kampung sawah baru dengan ciherang kidul. sungai yang menjadi sumber penghidupan bagi para penggali pasir, sungai yang menjadi tempat bagi para ibu untuk mencuci baju-termasuk aku-sekaligus tempat orang-orang kampung yang tak punya wc dan kamar mandi sebagai tempat buang hajat dan keperluan mck-nya (aku punya kamar mandi yang lengkap). dan surga bagi anak-anak.
      sungai yang jernih ketika pagi menjelang dan akan berubah menjadi keruh ketika beranjak siang, tentu saja ini dikarenakan aktifitas para penggali pasir yang mengangkut pasir secara manual di hulu sungai sehingga berdampak keruh sampai ke hilir. di tepi jembatan itu lantainya dijadikan ubin seperti rumah kebanyakan hanya saja tidak memakai keramik, hanya di plester oleh semen seadanya, seperti biasa swadaya masyarakatlah yang berperan dalam pembuatan tempat itu agar nyaman di pakai oleh ibu-ibu untuk mencuci pakaian. disitulah tersimpan banyak kenangan para penduduk kampung, entah kisah sedih, senang, bergosip ria, bahkan kecelakaan naas pun menjadi bumbu dalam mewarnai tempat itu. tempat yang tidak terlalu luas itu memiliki satu sumur yang terdapat di sebelah ujung dekat dengan wc umum, sebenarnya aku cukup prihatin terhadap wc tang berukuran kurang lebih satu kali satu meter tersebut, dengan tinga sekitar 170 cm, dindingnya di penuhi lukut hijau yang lembab, kadang terdapat lendir yang sangat menjijikan, mungkin dar sisa-sisa sabun. yang jelas tempat tersebut tidak layak dipakai untuk mck, biasanya kebanyak orang kampung itu meskipun sudah punya wc di rumah tetapi mereka masih saja melakukan aktifitas seperti mencuci, membasuh makanan, beras, dan cuci piring pun di sungai, terutama buang hajat. jangan kau tanya brow, setiap pagi bapa-bapa, ibu-ibu, bujang-bujang, gadis-gadis, nongkrong di pinggir kali untuk hajat berjamaah. mengerikan sebenarnya.-aku ? tentu saja tidak !!!.
      Entah karena sudah terbiasa atau apa, yang jelas apabila wc dirumah mereka bisa berucap maka aku yakin saat ini para wc rumahan tersebut sengan mengadakan aksi mogok wc dan berdemo di depan gedung DPRD kabupaten Bogor-wcku sangat bahagia karena pemiliknya sangat setia!!!
       yaaa itulah gambaran sederhana mengenai sungai tepi jalan tersebut.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar