Kamis, 17 Juli 2014

Tentang Rasa


Aku tak pernah mengerti kemanakah hidup akan membawaku, aku tidak pernah tahu mengapa sayatan-sayatan tipis yang tersusun dari kata-kata dapat merobek hatiku, atau mengapa sebuah kalimat dapat bermakna berbeda ketika pengucapan, tekanan serta intonansi yang berbeda pula, padahal deretan kalimat itu sama. Mengapa hidup ini begitu menyesakan ? mengapa aku tidak bisa mengecap kata nikmat dalam menjalani hidup ini. Apa karena imanku yang begitu lemah ? atau karena kurangnya pemahamanku mengenai kehidupan ini ? tapi mengapa begitu menyesakan.
                Masih pantaskah aku menerima kasih sayang-Nya ? sungguh tidak sama sekali, yang aku khawatirkan hanyalah satu, mengapa dunia ini begitu jahatnya padaku ? ah, bukan, ini bukan salah dunia ini, dunia berputar seperti biasa mengikuti hukum waktu, baiklah siapa yang kejam terhadapku ? waktukah ? si sombong itu hanya berjalan tanpa henti, bisakah ia mengerti perasaanku, bisakah ia menghentikannya sebentar saja, hanya sebentar saja, hatiku sakit sekali, mengapa ia terus berjalan, semakin mempercepat proses membusuknya hatiku ini.
                Aku selalu menyesali apa yang telah terjadi padaku, selalu, meskipun penyesalan itu tidak berarti apa-apa. Menyesali mengapa terlahir di keluarga yang miskin ini, mengapa aku mempunyai ayah yang menyebalkan, mengapa aku begitu tolol dalam bidang berhitung, dan mengapa aku selalu kalah dalam cinta. Aku membenci apapun yang membuatku lemah, rapu dan tidak berdaya. Mengertikah kau betapa posisi orang jahat itu sangat sulit, kau kira hanya orang baik yang dapat merasakan kepedihan ini ? sama saja, aku yang berperan  sebagai orang jahat saja, sangat tersiksa, kau pikir aku bahagia menikmati penderitaan orang lain ketika aku berhasil melakukan aksi kejahatanku ? ah tidak kawan, itu hanya sesaat, rasa senang itu hanya sesaat saja.
                Aku bahkan, tidak mengenal kata bahagia. Orang jahat sepertiku ini hanya mengejar rasa kepuasaan yang tak pernah padam dan berakhir.

Surat Untuk Ina


Kepada
Sahabat terbaik sepanjang masa
Innayatul Fauziah

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh
                Senja tak lagi menyiratkan keindahan, senja tak lagi mempesona, Ina yang baik, mengapa senja tiba-tiba saja buram, warna jingganya tak lagi membuatku terharu, akan tetapi jingga itu membuat mataku pedih dan berair. Ina yang baik, kita tidak pernah tahu tuhan merencanakan apa sedetik, semenit, sejam bahkan sehari yang akan datang untuk kita Ina. Pernah terpikir olehku, bahwa hidup ini hanyalah lembaran hari-hari yang biasa saja, dan lebih banyak membosankan untuku.
                Senyumu yang terkesan ramah, menyapaku, ketika pertama kalinya kita memasuki kelas matrikulasi bagi anak-anak IPB yang lulus undangan. Kau dengan gaya kepemimpinanmu menyapa setiap orang yang hadir di kelas. Kau, dengan gagahnya memimpin pemilihan komti kelas, dengan mengajukan namaku dan nama beberapa teman lainya. Ina yang baik, aku masih ingat ketika kita bersama-sama berangkat kuliah, meskipun jarak gedung ccr dan asrama tidaklah jauh, tetapi kebersamaan yang kita bangun bertiga bersama jojo, membuatku bahagia. Awalnya aku tidak terlalu menyukaimu, tetapi lama-kelamaan aku memahami sikapmu yang sebenarnya, dengan begitu aku menerimamu sebagai temanku. Ina yang baik, apakah kebersamaan kita begitu singkat ? seperti cahaya rembulan yang selalu meredup seiring bergantinya hari, hingga akhirnya benar-benar padam.
                Ina yang baik, kita dipertemukan dalam kelompok responsi agama, ketika hari pertama responsi aku melihatmu menangis, menangisi keadaanmu dan keluargamu serta perjuanganmu untuk kuliah di kampus rakyat ini, kau berhasil mengalahkan orang lain, dan kau pun berhasil menyakinkan orang tuamu untuk melepaskanmu menuntut ilmu menuju kampus hijau dan asri ini. Ina bukankah kau sudah bertekad untuk membahagiakan kedua orang tuamu ? kau selalu berkata seperti itu, aku tidak terlalu mengetahui apa sebenarnya angan-anganmu, yang jelas kau adalah anak yang baik, dan berbakti kepada orang tua.
                Kita memang terpisahkan oleh jarak, yang entah mengapa membuatku merasa jauh darimu, pendapat itu bahkan muncul dari beberapa kawan lain yang mengakatakan hal serupa. Ina yang baik, kadang kita tidak dapat mengontrol sikap kita terhadap orang lain, hal itupun pernah aku rasakan, sungguh, aku pernah merasakanya dulu ketika SMP atau SMA, aku sudah lupa. Hanya saja ketika itu, akupun dikuasai oleh sikap yang membutakan aku terhadap opini orang lain tentang kita, sehingga kita mengabaikanya begitu saja, tapi percayalah Ina, aku sama sekali tidak bermaksud untuk menjauhimu, aku sama sekali tidak bermaksud menjahatimu, bersikap cuek dan acuh-tak acuh terhadapmu, maafkalah atas sikap konyolku ini.
                Alasan sebenarnya karena aku juga pernah merasakan hal yang sama denganmu, aku berharap kau berubah, agar di departemen kelak, kau akan mempunyai kawan yang lebih banyak dibandingkan di kelas TPB ini, aku rasa kawan yang lainpuun berpikiran sama Ina, tidak ada yang merasa apapun kepadamu, ini semua hanyalah bentuk kasih sayng kami yang kami interpretasikan dengan cara kami masing-masing terhadapmu Ina.
                Ina yang baik, kesibukan dan keorganisasian membuat kita kadang lupa akan waktu dan tubuh kita sendiri, terkadang kita tidak makan, bahkan lupa untuk sejenak beristirahat memejamkan mata dan tubuh kita yang lelah, yang teah bekerja keras seharian ini, demi tercapainya hasil yang maksimal. Ina sayang, hal itu terjadi pula kepadamu, tetapi mengapa kau begitu melupakan akan tubuhmu sendiri, aku bukanlah teman yang baik Ina, maafkanlah karena aku tidak dapat memberitahumu akan hal ini, maafkanlah kesalahanku Ina.
                Waktu, tak perna ada yang tahu akan seperti apa kita sedetik berikutnya, seperti halnya aku menuliskan surat ini. kita baru akan menyesali perbuatan kita setelah kita melakukanya, kita juga akan merasa kesepian setelah kita merasa kehilangan. Ina sayang, mengapa penyesalan selalu datang terlambat, mengapa dari awal kita tidak merencanakanya akan seperti apa  kelak ketika kita melakukan hal ini ataupun hal itu ? bukankah pengalaman adalah guru terbaik ? bahkan agamapun mengajarkan akan hal ini. banyak sekali literature dan sejarah mengenai pengalaman. Tetapi mengapa sebagai manusia kita baru menyadarinya setelah kita merasakan sendiri akibatnya.
                Ina sayang, jikalau memang ada mesin waktu, ingin sekali aku mempergunakanya untuk mengatakan bahwa aku sangat menyesal atas sikapku selama ini kepadamu, mohon maafkanlah aku yang dengan bodohnya selalu berdikap tidak baik kepadamu. Maafkan aku Ina sayang. Dimanapun kau berada, aku berharap kebahagiaan dan rahmat Alloh akan selalu menyertaimu Ina. Kau akan ditempatkan di tempat yang baik di sisi-Nya. Ina percayalah padaku, kami semua menyayangimu, kami semua mendoakan yang terbaik padamu Ina sayang, semoga kau bahagia di sana.
                Kini, tak ada yang dapat memutar waktu, bahkan sedetik yang telah berlalu saja kita tidak bisa memutarnya. Ina yang baik, hidup ini memang singkat, tetapi sesingkat apapun itu, ini hanyalah persinggahan, karena yang sesungguhnya adalah hidup yang kekal di akhirat. Ina sayang, berjuta-juta maaf rasanya tidak akan pernah cukup untukku, berjuta-juta penyesalan tak akan pernah menutupi kesalahanku meskipun hanya sebesar biji jarah. Dan pada akhirnya, yang dapat aku kirimkan padamu hanyalah doa, doa yang semoga saja dapat meringankan bebanmu, dapat menempatkanmu di sisi-Nya, di tempat terbaik, dan terindah bersama orang-orang mukmin lainya.
                Ina sayang, akibat kelalaian dan kesibukan dalam memperhatikan tubuh, kau lupa sayang, kau lupa bahwa kesehatan sangatlah penting, dan nyamuk itu menggigitmu ketika kondisi badanmu lemah. Mengapa terlambat, apakah ini rencana Alloh yang diperuntukan-Nya padamu Ina. Sampai akhirnya aku menghembusakan napas terakhirmu jam Sembilan malam tadi. Secepat itukah, setahun bersamamu, bukanlah waktu yang lama, singkat sekali, tetapi apa mau dikata, takdir telah menentukan kapan kita hidup dan kapan pula kita kembali. selamat jalan, selamat jalan Ina sayang, semoga kau tenang di sana, di tempat terbaik yang sudah Alloh persiapkan padamu Ina sayang. Selamat jalan…..
Bogor  17 Juli 2014
Dea Ajeng Pratiwi

Untuk Prabowo


Kepada YTH
Bapak Prabowo Subianto
Di Tempat

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
                Salam sejahtera bagi kita semua. Bapak Prabowo, apa kabar ? saya berharap bapak dalam keadaan baik-baik saja. Bapak, setelah proses panjang perjuangan bapak dan rekan-rekan bapak dalam pilpres tahun 2014 ini, hari ini, adalah penentuan dimana kita akan mengetahui siapa presiden pengganti pak Susilo yang akan melanjutkan perjuangan Negara ini yang tidak akan pernah berakhir. Perkenalkan pak, saya adalah mahasiswi dari Institut Pertanian Bogor, pendukung bapak. Setelah pagi tadi kita sama-sama mencoblos capres dan cawapres pilihan kita, tengah hari banyak sekali media yang menyiarkan hasil hitung cepat, yang menurut saya agak ganjil. Entah mengapa ini terlihat seperti, banyak sekali rintangan dan musuh yang menghadang bapak untuk menduduki kursi No 1 di Indonesia pak.
                Meskipun, kita tidak boleh mempercayai langsung hasil hitungan cepat tersebut, karena belum tentu metode yang digunakan lembaga-lembaga survei tersebut sesuai dengan hitungan yang sebenarnya dilapangan yang dilakukan oleh KPU. Akan tetapi, ada sesuatu yang membuat saya bingung, lembaga-lembaga yang menyatakan bahwa hitungan mereka akurat, tetap berbeda. Beberapa diantaranya lebih mengunggulkan pasangan jokowi, tetapi tak sedikit pula yang menunjukan bahwa anda unggul. Entah ini masih ada hubunganya dengan pro kepada salah satu pihak ataupun tidak, saya juga tidak mengerti, tetapi saya juga tidak mau seudzon terhadap pasangan lain pak.
                Pak prabowo yang baik, saya sempat melihat cuplikan di sebuah televisi, mengenai almarhum Pak Gusdur, yang mengatakan bahwa orang yang paling ikhlas bagi Indonesia adalah Prabowo. Seketika itupun saya merasa terharu pak, entah mengapa saya merasa bahwa, semenjak pertama kali kolalisi merah putih yang mengusung bapak dan pak Hatta menjadi capres dan cawapres, semakin terlihat bahwa Negara kita dan kebebasan pers yang sangat ganjil, mereka memaki, mencerca, dan menyumpahi bapak, bahwa bapak adalah pelanggar HAM, dalam kasus penculikan di tahun 1998, ketika reformasi. Bahkan surat pemberhentian bapakpun tersebar luas di media sosial. Ditambah bahwa Negara ini akan kembali pada jaman orde baru, dimana pemimpin hanya akan menjadi otoriter. Belum lagi, persoalan lainya. Saya tidak mengerti pak, mengapa ini semua terjadi ketika bapak mencalonkan presiden, sedang ketika tahun 2009 tidak ada media yang membahas mengenai ini semua sampai-sampai dituntas ke akarnya.
                Pak Prabowo yang baik, dalam pemilihan kali ini yang menang maupun yang kalah sama saja, yang menang bukan berarti dia yang terbaik, karena kita belum tahu mengenai totalitas yang akan dia berikan pada bangsa ini sesuai dengan janjinya. Sedangkan, yang kalah bukan berarti dia buruk, karena saat ini, Alloh belum member kesempatan. Saya berharap anda menjadi presiden untuk Negara Indonesia dan dapat mewujudkan semua janji-janji yang telah anda paparakan dalam setiap kampanye bahkan dalam debat. Tapi pak, kalaupun anda kalah, saya yakin anda adalah orang yang paling ikhlas bagi Indonesia, seperti yang dikatakan oleh almarhum pak Gusdur, kecintaan anda pada Negara ini akan tetap terpatri dalam benak saya. Tidak perduli mengenai masa lalu anda, tetapi saya yakin, semua orang yang menuduh bapak mengenai isu-isu yang selama ini beredar, mereka sebenarnya tidak mengetahui isi hati bapak, dan apa yang sebenarnya terjadi pada saat itu pak dari sudurt pandang bapak. Saya percaya bahwa bapak adalah orang yang sangat nasionalis, dan patriotis pak.
                Menang atau kalah pak, bagi saya bapak adalah pemenangnya, dengan kebesaran hati bapak dan menerima semua kejahatan yang mereka berikan. Kebaikan yang sesungguhnya adalah dia yang berbuat baik kepada orang yang dianggap jahat, itu adalah sepenggal kata yang Khalil Gibran katakana pak. Perjuangan bapak sebagai orang baik, tidak hanya melalui presiden pak, apalah arti presiden apabila ia tidak dapat menjadi amanah, tidak dapat memenuhi semua janjinya, bagi saya seseorang yang dekat dengan hati rakyat adalah seorang raja yang tidak mempunyai singgasana dan seseorang miskin yang tidak tahu caranya mengemis pak. apapun itu pak, perjuangan yang bapak lakukan selama ini tidak akan sia-sia, mungkin rakyat kita belum terlalu paham, dan mereka masih terbawa dengan mudah oleh isu-isu atau bahkan mereka belum mempunya filter yang baik, maka dari itu pentingnya pendidikan bagi bangsa ini, jangankan menilai bapak melalui isi berita, banyak sekali sodara-sodara kita yang tidak tahu mengenai profil capres, bahkan tidak mengerti bagaimana caranya memilih calon presiden di TPS di daerah timur sana pak.
                Pak prabowo yang baik, saya berharap kecintaan bapak akan Negara Indonesia semakin bertambah setelah pilpres ini. saya yakin bapak dapat merubah bangsa ini kearah yang lebih baik dengan cara bapak sendiri. Bagi rakyat miskin yang berada di pelosok-pelosok negeri yang tertinggal pendidikanya, siapapun presidenya tidak akan merubah banyak pada kehidupan mereka, inilah yang seharusnya di rubah, anggapan-anggapan rakyat kecil dengan pembuktian pak, karena hanya dengan pembuktian, mereka akan mempercayainya. hanya itu yang dapat saya sampaikan, saya memohon maaf apabila terdapat kata-kata yang tidak berkenan di hati bapak, saya tidak bermaksud menggurui, apalah arti sepenggal kalimat dari seorang mahasiswi yang belum berpengalaman dalam hidup, di banding bapak yang lebih hebat dalam berbagai pengalaman. bagi saya bapak adalaha pemimpin yang sesungguhnya. Tetap semangat pak, dan teruskanlah perjuangan bapak, apapun itu demi kesejahteraan bangsa ini, saya akan mendukungnya.

Bogor 09 Juli 2014

Dea Ajeng Pratiwi
Institut Pertanian Bogor


               

Minggu, 06 Juli 2014

Bapak Presiden Republik Indonesia


Kepada YTH
Bapak Presiden Republik Indonesia
Di
Tempat

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
            Apa kabar bapak Presiden? semoga dalam keadaan baik-baik saja, terima kasih sebelumnya, karena tanpa adanya bapak, entah seperti apa negeri kita ini, sebagai pemimpin, tentunya bapak sudah bekerja keras mengurus nusantara yang luar biasa luasnya, dengan segala persoalan yang setiap hari bertamabah. Sebelumnya, perkenalan, saya adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri ini. Yang saya ingin tanyakan pada bapak secara pribadi, dari sekian banyak permasalahan yang membelenggu negeri kita ini pak, adalah mengenai efisiensi birokrasi pemerintahan kita pak. Pertanyaanya apakah birokarasi yang diterapkan dalam pemerintahan RI telah sesuai harapan? Jika sudah, mengapa laporan BPK RI (Badan Pengawas Keuangan RI) yang baru-baru ini dirilis menyebutkan bahwa kebocoran anggaran (korupsi, penyelewengan, ketidaktepatan penggunaan anggaran) mencapai angka Rp 13 Trilyun untuk semester II tahun 2013? Pertanyaan berikutnya: dengan kebocoran sebesar itu, berarti bukankah (birokrasi) pemerintahan belum efektif? Pemerintahan diciptakan untuk mengoptimalkan pemanfaatan anggaran, bukan membocorkannya? Persoalan apakah yang masih membelit organisasi-birokrasi pemerintahan RI sehingga kebocoran anggaran masih demikian tingginya? Apakah kebocoran tersebut disebabkan moral para penyelenggara negara yang tidak amanah? Ataukah, karena aturan-aturan yang diterapkan tidak memiliki "daya paksa" terhadap para penyelenggara negara untuk berperilaku amanah, tertib dan disiplin serta jujur? Birokrasi pemerintah yang tidak efektif, apakah terletak di "wilayah moral" atau "di wilayah ketidak-efektifan aturan"?
            Kemunduran dalam moralitas bangsa kita semakin hari semakin jelas terlihat, mulai dari lapisan bawah hingga partai politik yang berlandasakan agama tak luput dari ranah korupsi. Bagaimana dengan aturan dan prosedur dalam birokrasi kita pak ? pada jaman orde baru, kita terkenal sekali dengan birokrasi uang, dimana untuk membuat kartu tanda penduduk saja, prosedur birokrasi yang harus dilewati sepanjang jalur anyer pantura, dengan sisipan uang sana sini kepada para petugas yang mengurusinya. Saat ini, seperti yang kita ketahui bersama gubernur Jakarta membuat terobosan dengan birokrasi menggunakan teknologi informasi, dimana prosedur yang panjang dan melelahkan itu dipersingkat dengan memanfaatkan jaringan komunikasi, guna memperkecil adanya penyelewengan birokrasi dari tinggkat bawah.
            Pak presiden, ketidakefektifan birokrasi pemerintah kita, bisa jadi karena budaya masyarakat kita yang suka berperilaku menyimpang berjamaah. Dosen mata kuliah sosiologi umum saya mengatakan bahwa "apa tanda bahwa korupsi yang berakar pada birokratisme di suatu negeri? Tandanya adalah, manakala semua cara dipandang halal (walaupun sesungguhnya tidak semuanya halal), sekalipun untuk tujuan yang baik." Manakala, ada perilaku "menerabas" dan menghalalkan segala cara (dan ujung-ujungnya dengan "umpan" berupa uang bagi penyelenggara negara), maka sistem yang baik seperti apapun dalam mengendalikan perilaku orang, maka sistem itu akan lumpuh. Hasilnya birokrasi tidak efetkif.
            Seperti yang kita ketahui bersama pak, tujuan utama pembentukan organisasi birokrasi sebenarnya adalah: (1) efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan orang-orang yang berhimpun dalam organisasi; (2) ketertiban dalam tata-kelakuan secara makro, sehingga masyarakat tidak mengalami kekacauan dan ketidakpastian dalam membina kehidupan bernegara. Bila pemerintahan tidak bisa menjadi birokrasi/organisasi yang menjamin terciptanya efisiensi, efektifitas, ketertiban yang baik dalam berorganisasi negara, maka sebenrnya birokrasi belum berjalan sesuai cita-cita para pembentuknya.
            Demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga menjadi bahan pertimbangan untuk kebaikan bangsa kita, terima kasih.
Bogor, 29 April 2014

Dea Ajeng Pratiwi
Institut Pertanian Bogor