Minggu, 06 Januari 2013

Aku Berharap Ayahku Mati


“Aku berharap Ayahku mati” ujarku dengan nada yang datar dan dingin. Tatapanku lurus menerawang, “aku juga akan bahagia jika aku menjadi seorang yatim” tambahku dengan senyum sinis, “a pa yang menjadi dasar engkau mengatakan hal itu nak?” tanya wanita dihadapanku dengan hati-hati, “hatiku, rasaku, jiwaku terhadapnya telah mati” sahutku dengan datar, entahlah apa sekarang aku sudah jadi anak durhaka ? apa aku sudah membuat dosa yang sangat besar ? apa aku akan masuk neraka ? aku sungguh tak perduli, biarlah aku di cap oleh seluruh warga dunia, bahkan para malaikat sedikitpun aku tak perduli, wanita dihadapanku kini tercengang menatapku penuh dengan tanda tanya. “apa yang kau-“ kalimatanya segera kupotong “aku tidak perduli, apa pun yang akan kau  katakan padaku, aku tidak butuh nasihatmu, tentang orang tua, dalilnya, ataupun segala yang berhubungan dengan orang tua, aku sama sekali tidak perduli” tuturku dengan menatapnya tajam. “aku hanya ingin kau mendengarkan apa yang akan kuceritakan padamu, tanpa harus memberi komentar bahkan solusi untukku” jelasku dengan sinis, sungguh aku hanya ingin bercerita saja aku tidak membutuhkan solusi atau apalah itu, aku hanya tidak ingin kehilangan gravitasi kehidupanku dan tertarik oleh black hole. Biarpun aku dianggap aneh bahkan mungkin dianggap tak wajar oleh teman-temanku, aku tak perduli. Yang terpenting adalah aku masih waras dan aku masih bisa menjalani hidupku, hanya itu.
                Wanita yang berada di hadapanku adalah guru bp, entah bagaimana guru ini mencurigaiku sejak pertama masuk SMA, bu Ningrum namanya, orangnya manis, mempunyai perawakan tinggi pepat, wajahnya putih bersih, mungkin menggunakan kosmetik pemutih yang tidak berkwalitas, terbukti terdapat bercak hitam diantara pipinya yang cabi. Mudah sekali dikenali karena saat ini kosmetik tersebut populer dikalangan ibu-ibu, walaupun resikonya berbahaya. Ia memakai kaca mata tebal, dan berkerudung. Hampir enam bulan ia mencoba mendekatiku, dan sekarang ia berhasil membawaku masuk kerruangan yang di anggap “keramat” oleh seluruh siswa. Ia menanyakan mengapa aku tak pernah bergabung dengan teman-teman yang lainnya, apa aku pemalu ? apa aku punya musuh ? atau masalah keluarga ? pertanyaan konyol yang membuat kupingku berdenging adalah pertanyaan terakhir, lalu aku mengakui bahwa memang saat ini itulah masalahku, ahhkk bukan saat ini saja, akan tetapi selama hidupku ini. ”baiklah nak, ibu akan dengar semua keluhanmu, apapun itu ibu siap mendengarkan, katakanlah apa yang menjadi masalahmu, ibu tidak akan berkomentar apapun sebelum engkau selesai” ujarnya dengan ekspresi yang meyakinkan “baiklah, memang itu yang yang aku harapkan” tuturku sebelum kuawali ceritahidupku,aku mencoba tegar, tuk berbagi demi keseimbangan gravitasi hidupku, kuhembuskan napas yang panjang dan sesak ini. “entahlah , harus dari mana memulainya, yang jelas aku membenci keluargaku, terutama ayahku, sebenarnya untuk memanggilnya dengan sebutan ayah saja, sudah membuatku hancur, dan itu sangatlah menyulitkan, aku berharap ia mati dan pergi dari kehidupan dunia ini, karena aku tak menginginkanya, aku juga berharap tak pernah dilahirkan dalam keluarga ini, namun waktu dan takdir tak dapat di ubah, segalanya memang harus seperti ini.”
                “sungguh aku membenci ayahku, sampai matipun aku akan tetap membencinya, aku tahu semua orang akan menganggapku sebagai anak paling durhaka, dan mungkin aku  di cap masuk neraka. Semua itu hanya akan menjadi angin lalu, mereka boleh saja mencaci, memaki, dan mengumpatku, tetapi mereka tak tahu bagaimana dengan perasaanku, hatiku, dan juga hidupku, mereka tak pernahberpikir ke arah itu, aku merasa pantas berbicara seperti ini, pantas sekali, karena aku merasa lelah terus menerus bersandiwara di hadapan orang lain, ingin sekali aku menunjukan siapa diriku sebenarnya, karena aku tidak mungkin selamanya hidup dalam kemunafikan.”
                “harapanku telah hancur, tak ada yang tersisa untuk orang yang kupanggil ayah, aku menganggap ia sudah mati, dan akan semakin indah bila itu sampai terjadi. Entah sampai kapan ibuku bertahan dalam rumah itu, aku selalu mendorongnya untuk pergi ke meja hijau, aku tak ingin melihatnya terus menerus terluka, seandainya luka itu kasat mata, ku rasa tumpukan lukanya sudah membusuk, akan tetapi ibu selalu membela ayah, ibu selalu mengatakan bahwa baik buruknya dia tetaplah ayahmu, aku benci mendengarnya, aku sangat benci” ujarku panjang lebar, aku mulai terisak, tangisku buyar seketika, garis pertahananku jebol seketika, kuusap kedua pipiku, bersiap melanjutkan kisah ini, “baik aku dan adiku, sama-sama terluka, teraniaya, kami tidak menderita luka fisik akan tetapi batik kami !!!, yang aku takutkan sekarang adalah adiku, bagaimana jika ia berumah tangga kelak ? bagaimana jika ia menuruti sifat ayahku ? bagaimana ?”
                “Ayahku adalah seorang pengaguran, sebenarnya kami membuka klinik dirumah, sayangnya klinik kami terkadang sepi. Sedang Ayah hobi memancing dan berjudi, yang membuat keluarga kami terlilit banyak hutang. Aku lelah terus menerus belajar prihatin, bersabar. Melihat tingkah ayah yang santai dan lambat dalam merespon masalah kami, membuatku muak melihanya.”
                “Hal yang paling aneh adalah ayahku selalu memaki, mencaci, mengumpat bahkan tak jarang ancaman akan membunuh kami terlontar dari mulutnya yang kotor. Ayah paling tidak suka bila melihat kamimenangis, padahal yang menyebabkan kami menangis ia sendiri. Ia begitu sombong dengan kemampuan yang ia miliki, seakan tak ada seorangpun di dunia ini yang lebih hebat darinya. Seringkali jika kami tak tahu apakah esok akan makan atau tidak, ia berani mengumpat tuhannya sendiri. Banyak sekali musuh disekitarnya, pantas saja ia di benci oleh banyak orang, aku sendiri sebagai anaknya berharap ia lenyap.”
                “pernah ibu bercerita tentang masa lalu ayah, ibu bilang ayah tumbuh dalam balutan kekerasan dan kedisiplinan yang tinggi, kakek adalah orang yang paling ayah takuti, bahkan ayah pernah dikejar-kejar kakek dengan pedang tajam, hari-hari ayah dilalui dengan siksaan, keluarganya tidak harmonis.”
                “Namun apa pantas sekarang ia melampiaskan dendamnya pada kami ? apa dia tolol ? bukankah ia tersakiti dengan perlakuan kakek terhadapnya ? ia lupa bahwa aku, adiku, dan ibuku membencinya lebih dari apapun! Dasar bodoh ! kenapa aku harus mempunyai ayah seperti dia !!! aku berharap tuhan mendengarkan segala doaku. Aku tidak akan pernah menyesal, karena bagiku ia bagai benalu dalam hidupku.”
                “Aku selalu dikekang olehnya, ia terlalu posesif, sayangnya aku selalu terkena semburan caci maki, bukannya petuah.”
                “Aku ingin sekali seperti orang lain, sosok ayah yang selalu diidolakan, ayah yang penyayang, ayah yang membimbing anak-anaknya, ayah yang-“ paparku panjang lebar serapa mengusap ke dua pipiku. “Aku seperti orang bodoh yang berjalan di atas bara api, walaupun aku tahu kakiku terbakar, tetap saja aku melangkah diatasnya. Entah bagaimana, masalah ini telah menghilangkan sebagian hidupku” jelasku seraya membuang muka, mataku pedih, rasanya air mataku hanya terbuang sia-sia.
                “Aku rasa semuanya terbuka jelas di mata ibu akan aku yang sebenarnya, terimakasih banyak” akupun berlalu dengan santainya. Atmosfer di ruangan ini begitu sesak, membuatku sulit bernapas. Kulangkahkan kaki ini secara perlahan menuju pintu gerbang, adasedikit kelegaan yang kurasakan, aku menengadah ke atas langit yang mulai meredup digantikan sinar rembulan.
                “teetttttttttttt” ponselku bergetar lembut, menyadarkanku dari lamunan kosong, kulihat pesan singkat dari adiku, “ka pulang dirumah sedang gawat” aku hanya menyeriangai tajam.
                Rumahku tampak ramai dari kejauhan, dan banyak sekali orang yang berkerumun di depan mulut pintu, tanpa ambil pusing aku melanjutkan langkah yang tinggal 2 meter lagidari tempatku berpijak. Mataku menatap nanar bendera kuning di depan pagar, “va, sabar yaa, ini semua cobaan ya,” ujar salah seorang di dekatku. Aku terpaku, siapa ? siapa ? tiba-tiba adiku berlari menghamprir dengan mata yang sembab, “Ka-ka,….” Sapa adiku dengan terbata, “siapa ? siap ? ibu ?” tanyaku penasaran, cengkraman tanganku semakin kuat pada lengan adikku, “bu-bukan ka, tapi ayah ka, ayah kaaa” sahutnya seraya tertunduk menahan tangisnya. Seketika rasa penasaranku padam, bahkan mataku kering tak berair, bukankah ini yang aku inginka ? inkah ? melihatnya terbaring kaku tak bernyawa ?. pertanyaan itu terus berputar didalam kepalaku. “kaka, kenapa tidak menangis ? kaka gak sedih ya ?” tanya adiku polos, aku menatapnya datar lalu tersenyum masam. “apa penyebabnya ?” tanyaku sinis, “katanya terkena serangan jantung kaa,” guman adikku pelan, lebih pada diri sendiri. Dengan santai aku beranjak masuk ke dalam rumah, “sabar ya ka” ujar pamanku lirih, aku terdiam, tetap melanjutkan langkahku, sekilas kulihat tubuh itu terbaring kaku, dengan kain yang menutupi seluruh tubuhnya, “apa kaka mau melihat ayah untuk yang terakhir kalinya ?” tanya nenekku dengan suara yang parau, aku tak bergeming . Aku melanjutkan langkaku menuju kamar,tanpa sadar aku tersenyum kecil.
                Pemakaman ayah berjalan dengan lancar, seluruh keluarga besar datang untuk memberikan penghormatan terakhir, aku tetap tak bergeming, bahkan aku masih memasang tampang datar. “kenapa kaka tidak menagis ? apa kaka tidak bersedih untuk ayah ?” tanya bibiku tajam, “apa harus setiap kesedihan diperlihatkan dengan cara menangis ?” tanyaku sinis. Sebelum bibiku menjawab, aku telah melangkahkan kakiku.
                Aku berjalan, menatap indahnya langit malam, di rumah sedang diadakan tahlilan untuk almarhum ayahku. Inilah yang aku harapkan, tuhan mendengarnya, semakin membuatku yakin bahwa setiap perkataan adalah doa, yang akan terkabul, entah sekarang, esok, ataupun nanti.

Bogor, 11 April 2012

Dea  Ajeng  Pratiwi  

110 komentar:

  1. Balasan
    1. Iya selalu cerewet,marah dan yg paling aku benci adalah saat di memarahiku dgn jahat banget.aku pengen detik ini AYAHKU MATI 😠😠😡😡

      Hapus
    2. Aku juga ...aku benci dengan ayahku...

      Hapus
    3. Sudah dari dulu ayah saya memperlakukan ku tidak adil, tapi saya tidak pernah terfikir untuk menginginkan ayah saya mati. Tapi sekarang sifat arogan nya berdampak pada seluruh keluarga, sampai adik saya meninggal. Saya pikir setelah meninggal nya adik saya dia akan berubah ternyata tidak malah menjadi jadi. Entah apa dalam otaknya

      Hapus
    4. TUDAK ADA KASIH SAYANG DI DALAM DIRIKU BROO :)

      Hapus
  2. Yeah Dad go to hell😏 And Ilike This Story!

    BalasHapus
  3. Gue suka, posisi gue serupa sama dia

    BalasHapus
  4. Gue suka, posisi gue serupa sama dia

    BalasHapus
  5. Jalan ceritanya, ga jauh beda sama jalan cerita hidupku

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. I hate him! Dan aku merasakan hal yang sama.

    BalasHapus
  8. I hate him! Dan aku merasakan hal yang sama.

    BalasHapus
  9. Seperti yang aku rasakan. Sakit;(

    BalasHapus
  10. Aku juga berharap tuhan mengabulkan doaku

    BalasHapus
  11. Glad to found this post. I hope this happen to me too sooner!

    BalasHapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  13. Bokap Gua bukan pengangguran tapi dia selalu ngekang apa yang Gua suka
    Selalu melarang Gua ini itu,suka banget namanya PHPin anak semua omangan dia ga Ada yang bisa di percaya,Gua selalu di kambing hitamkan kalo ada masalah,padahal Gua berbuat masalah itu Juga gara gara dia yang ga becus jadi bapak

    BalasHapus
  14. Kalo dia mati Juga Gua ga Akan sedih
    Soalnya Gua udah muak Juga lagian

    BalasHapus
  15. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  16. Yang tersisa dihati gw cm kebencian,muak,kutukan dan harapan supaya bokap gw cepet mati... Sgalanya persis ada postingan ini

    BalasHapus
  17. Daddy you will never be my king!

    BalasHapus
  18. Saya pun sangat membenci bapak saya, arogan,pngennya menang sendiri, liberal, pengangguran, slalu merasa diri benar dan smua manusia salah, aq berharap bisa pergi jauh dari bapak egois kyak bapakku, gk ada yg bisa di banggakan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo bapak saya diktator bukan liberal

      Hapus
    2. Bener banget. Saya juga gitu. Bapak saya selalu merasa dialah yg paling tepat, benar dan merasa paling segalanya. Jujur, saya akui dia, sebab bagaimanapun dia adalah guru saya. Tapi sejujurnya, saya merasa tidak dihargai. Saya merasa tidak diperlakukan sebagai anak, seperti anak pada umumnya. Saya merasa tidak berarti. Saya merasa bodoh. Apapun pendapat dan pandangan saya, tidak pernah ada yg membuat saya senang.

      Jujur, kalo dibilang egois, mungkin bapak saya seperti itu.

      Hapus
  19. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  20. Manusia yg paling gw benci di muka bumi cuma dia. dia kenapa aku harus lahir di keluarga ini. Pemalas sombong angkuh. Karna kemalasanmu memmbuat kami miskin dan sengsara. Ingin ku bunuh dia tapi aku tak mau mengotori tanganku. Kalau seandainya manusia bisa memilih lebih baik tak lahir di dunia ini dari pada punya bapak kaya dia aku muak dg semua ini

    BalasHapus
  21. Sama, ku pengen pergi jauh2 dari keluarga ini. Beban yang dia punya dilimpahkankepada aku. Ga bisa jadi panutan buat anak2nya

    BalasHapus
  22. Senasib ternyata. Tapi ending saya belum seperti ending cerita ini. Semoga "secepatnya"

    BalasHapus
  23. Senasib kita, tpi ayah gw bukan pemabuk, yg gw benci dri ayah gw, gw selalu di remehin dan kucilkan, pernah seketika gw ribut sama dia sampe pukul pukulan, dan banyak yg bilang gw anak durhaka dan gw bilang ke warga bodo amat bangst kalian semuah

    BalasHapus
  24. Sama kayak komentar di atas cuma gw belom sampe pukul2an iya. Sama gw pengen bokap cepet mati. Bodo amat dibilang durhaka. Bokap selalu merasa paling suci dan ngebentak-bentak kalau ada hal yg ga sesuai keinginan dia. parno-an dan makanan di rumah harus selalu yg wah khusus buat dia. Padahal udah setahun dia nganggur dan ga mau cari kerja lg bosen katanya. Umurnya 48, tapi kayak bayi gede lagaknya kayak raja. Kesel. Mati aja cepet2 tuh bokap gw

    BalasHapus
  25. saya punya cerita yang berbeda. ayah saya bukan pemabuk & bukan juga pengangguran. dia punya pekerjaan & menafkahi keluarga kami dengan benar. tapi yang saya benci dari dia adalah sifatnya yang tempramen dan tidak pernah mengerti cara memperlakukan anaknya dengan benar, terutama saya sebagai anak paling tua di keluarga kami. Saya sering diperlakukan seperti anak kecil, padahal usia saya sudah 30 tahun. memang dari segi fisik saya masih terlihat seperti anak SMP, tapi bukan berarti dia bisa seenaknya bentak" saya didepan teman" saya. bahkan dia juga pernah bentak" saya bahkan caci-maki saya di depan pelanggan saya (sya punya usaha warnet kecil di rumah). Saat ini saya masih tinggal di rumah orang tua saya. Ingin rasanya saya pergi jauh dari rumah ini tuk memulai hidup baru tanpa kehadirannya. Tapi saya tidak punya cukup uang & tidak punya cukup pengalaman tuk melakukan perjalanan sendiri (itu juga karena sejak kecil saya sangat dibatasi untuk keluar rumah tanpa seizin dia. kalau saya langgar, saya selalu berakhir dengan memar di wajah). Saya pun tidak tau harus kemana. Saya tidak punya banyak teman di luar. Saya termasuk seorang yang introvert yang saya yakin itu juga terbentuk dari keterbatasan pergaulan yang saya alami sejak kecil akibat ulah ayah saya. Saya benar" muak selalu diperlakukan seperti anak kecil olehnya. Setiap kali saya membantah, sya selalu berakhir dengan luka pukulan. Entah kapan penderitaan saya akan berakhir...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengalaman yg sama..ayah saya termasuk yg bisa menafkahi keluarga. Tapi dia temperamental, arogan, selalu ingin benar, dan main korban. Kasar juga pada ibu saya.
      Saya sering dibentak bahkan di depan umum, di depan kolega2 dia. Dia tidak pernah mengapresiasi karya2 saya..

      Hapus
    2. Bahkan ayah saya lebih membela sepupu saya yang hamil diluar nikah, dibanding anaknya sendiri, yg sudah berusaha jaga nama baik dia 😢

      Sepupu saya hamil diluar nikah ga sedikitpun dimarahi, malah ayah saya mau jadi saksi pernikahan dia.

      Sedangkan saya?
      Ayah saya itu ga ragu memarahi dan bentak saya di depan umum..

      Hapus
    3. iya, sama. Bukan hanya saya, tapi ibu saya juga pernah jadi korban kekerasan ayah saya. Setiap kali ada perselisihan dengan dia, dia selalu main kasar. satu lagi hal yang sama, dia selalu bersikap ramah dengan sepupu saya dan saudaranya yg lain. tapi di rumah, dia sangat kasar. sama skali bukan sosok seorang ayah yang penyayang. Kalau saya ceritakan hal ini ke orang lain mungkin gk ada yg bakalan percaya, karna dia juga bersikap ramah dengan orang lain. tapi dengan keluarganya sendiri dia kasar.

      Hapus
    4. Bapak saya pensiunan polisi yang saya benci adalah dia seperti melampiaskan stres akibat masa lalunya yang keras kepada keluarga kami dengan dalih bahwa dulu kakek kami lebih keras mendidik kami dan didikan ayah bukan apa apa. Tapi apa yang dihasilkan? Kami 4 bersaudara dan tidak ada yang memperdulikan dia lagi tapi karena saya satu satuny yang belum menikah dan masih kuliah saya terpaksa mengikuti bapak saya

      Hapus
  26. Bahkan, ayah saya lebih membela sepupu saya yang hamil diluar nikah, ketimbang saya anaknya sendiri.
    Sedikitpun sepupu saya itu ga dimarahi/ditegur.

    Saya malah lebih sering dibentak, disalahkan, tidak didengar, dan dipermalukan didepan umum.


    Seumur hidup saya berusaha jaga nama baik keluarga. Tapi ga diapresiasi..sakitnya gimana itu coba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama aku jg, setelah kita ikuti aturan ayah, dan dibandingkan saudara2 yg lain kita lah yg paling perduli sm keperluan hidupnya di usia senja, kitalah yg nemenin dia makan, disaat anak lain tidak terlalu perduli dan acuh. Eeeh kita yg paling banyak berkorban, cm kita yg di jadikan kambing hitam ke maki maki, aku muak eneg. Entah sampe berapa kali aku rasanya pengen bunuh diri, tp setelah aku fikir2 mending aku kabur dari rumah ngekos, masa bodoh dikatain anak durhaka. Aku butuh kedamaian

      Hapus
    2. Seandainya saya memiliki keberanian seperti kamu

      Hapus
  27. Ayahku membenci keluarga ibuku

    BalasHapus
  28. Ini sngt2 persis sama hidupku, ayah yg pngangguran, suka mencaci, suka ngancam mau ngebunuh, merasa dirinya pling hbat, org skitar mmbencinya, mma ku smpai lari dari rumah karna gak tahan di pukul dan sdh 5 thn kami tak jumpa dgn kondisi adikku msih tk wktu itu yg msih membutuhkan seorg ibu. Smenjak itu aku dan adikku harus tinggal di rumah saudara dari bpkku karna bpkku jdi buronan polisi, dirmh saudaraku itu juga aku sring di caci di tekan, sakit sekali hidup ku ini. Aku tak ingin jadi org jahat dan aku masih punya mimpi aku punya cita2. Aku harap tman2 yg membaca ini dpt membantuku meskipun itu hnya doa, aku sngt brtrima ksih

    BalasHapus
  29. Aku kira aku sendirian merasakan hal seperti itu didunia ini :') punya Ayah tapi seperti tidak punya Ayah. Rasa tanggung jawab terhadap anak istri pun tidak ada. Melaksanakan Hak dan kewajibannya sebagai seorang suami dan seorang ayah pun tidak. Ntah untuk apa dia hidup.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadang saya berdoa lebih baik Kau ambil saja nyawanya, Tuhan. 😭

      Hapus
  30. Dia ada tapi seperti tak ada..
    Lebih baik dia tidak usah ada sekalian. Untuk apa raganya ada, tapi tak guna.
    Doakan Ayahku agar cepat diambil nyawanya (Aaminn) karena terlalu banyak menyakiti hati orang lain, termasuk anak dan istrinya yg menderita luka batin ini. ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama aku juga berharap seperti itu.. punya bapak tapi rasa gak punya dan ga guna

      Hapus
  31. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  32. Hapus Komentar Dari: Matahari
    Blogger Light berkata...
    Sejak dulu aku berharap jadi yatim, bapakku bukan hanya verbal tapi juga tangan, pengangguran, minta disembah terus, bilang kalau bapakmu itu ibarat tuhanmu, aku udah berdoa dengan sopan supaya dia berubah jadi lebih baik tapi ini udah terlalu lama, umurku 25 dan aku berharap dia cepat mati...ibuku sepertinya kena guna2 karena dulu nikah cinta juga bukan cinta,kakaknya ibu juga belum nikah, kalau alasan agama ya nikahi budeku dong? Memang maunya enak doang cari yang muda. Dan sejak sd aku minta ibuku cerai tapi ibuku gak mau, katanya demi anak, padahal aku bilang lebih buruk kalau anak disakiti terus begitu, tapi ibuku selalu tutup telinga. Disini aku tulis, aku berharap bapakku cepat mati, supaya aku tidak perlu benci lagi, supaya tidak disakiti lagi, tidak terus ketakutan

    BalasHapus
  33. Hari ini aku baru saja di tampar 5 kali oleh "ayahku" atau setan itu sampai telingaku berdengenginh dan mataku sakit. Dia menyumpahiku dengan segala kata2nya. Dan bilang aku "setan, anjing, goblog" tidak beriman. Entah apa yg merasukinha tp aku harap dia mati sekarang juga.

    BalasHapus
  34. Kisahku ampir sm kayak kisah ini , tapi bedanya bapak ku itu pengusaha tapi orang nya mau menang sendiri , harus nurutin kemauan dia sendiri .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mending non, bapakku cm pensiunan yg ga seberapa, hidupnya sudah kami topang, eh tetep dia ga berubah, masih sering ng goblok goblokin anaknya, di kata katain goblok dan iblis udah sering banget, kalau bapaknya non, mungkin sombongnya keangkuhanya karena ketajiran nya, lah bapak ku tajir aja kagak, sombong nya iya 😭😭😭

      Hapus
  35. Iya aku jg benci, ayah ku doyan memaki, pedahal aku selalu menuruti kemauanya, kewajiban dia sebagai ayah sudah sudah kubalas dengan kewajiban ku sebagai anak, dia biayain seluruh hidupku sekolahku, aku jd sarjana tepat waktu seperti maunya dia, aku dapat pekerjaan yang baik, aku ga narkoba, aku ga putus sekolah, aku ga pacar pacaran, aku ga hamil duluam, malah cenderung jd anak kuper karena selalu dilarang keluar rumah, pegitu usia merit 25-30 ga pernah satupun calon yg dia sukai saat aku bawa kerumah, selalu aja di cari jeleknya, dan selalu bi cara kasar di hadapan temanku, aku berharap ayahku suatu hari berubah, yaaa ternyata dia memang berubah menjadi tambah parah ketika 4 tahun yang lalu sejak emak meninggal, ketika aku pulang bekerja, meskipun lelah, tetep aja aku jd pembantu, aku yg keluar duit, aku yg masak, aku tg siapin makanya, utk org rumah bukan cuma dia, karena aku yang paling sering dirumah, karena yg lain pulang kerjanya malem terus, jadi akulah yang paling sering dirumah melihat seluruh komplainya ayah dan makian ayah, dulu waktu mama hidup mama lah yg jd bulan bulanan ayah, selalu kena omel dalam segala hal, sekarang mamah meninggal, dan di saat anak nya yg lain sibuk kerja, aku kasian ngeliatin dia ga ada yg nemenin makan, tp efeknya ya aku harus selalu kena omel, ayahku tipe arogan selalu butuh orang untuk jadi tempat sampah, siapa yg terlemah itu yg dia maki, entah kenapa, tanpa alasan kdg hny karena hal sepele, kalimat seperti iblis dan goblok sudah menjadi rutinitas, aku stress sampe usia 35 gajihku tdk bisa utk membangun kehidupan ku, hanya habis habis untuk menopang hidup ayahku sebagai pensiunan, yang ga pernah bersyukur ketika di sajikan makanan apapun sekalipun dari hotel yg terenak, selalu complain all the time dalam segala hal. Selau berantakin rumah, di simpunin maraaah, dan tp aku bs sabar nanggung semuanya, tp aku ga terima ketika ponakan ku yg lemah, pagi pagi di omel omelin, kemudian ayahku di tegur kakaa ku utk tdk seperti itu dgn ponakan ku itu dan aku nambahin kalimat kaka ku itu, aku sedih liat ponakan ku, karena terbayang ketika dulu waktu kecil diriku selalu kena omel dan makian. Bapak ku di tegur kaka ku ga berani ngelawan cm nyaut dikit dikit aja, tp perlakuanx berbeda sama aku. Suaranya lebih kenceng dan mojokin aku. Ya udh aku banting helm dihadapan nya, trus dia malah ngelempar helem ngarahkan ke aku, ya udah aku pergi aja dari rumah, ngekos, i dont wanna go back ke rumah yg kaya neraka. Lagian ga ada gunanya jg aku di situ, org org di rumah gunakan powernya hanya untuk intimidasi, giliran aku sakit, tetep aja aku yg harus keluar duit dan mikirin ketersediaan makanan di rumah, untung ada aplikasi gojek, yang lain ketika aku sakit jangankan minta temenin ke dokter, di titipin obat aja semuanyaa alasan nya sibuk pulang malem lah dan sebagainya. Percuma punya keluarga, ga da jg yg bs belain di saat aku sakit. Ga ada jg yg mau gantian takeover urusan rumah, dan yg paling menyebalkan, semua pengorbanan tenaga uang waktu hanya berbuah makian, kalimat yg ku terima hanya "iblis" dan "goblok". Setelah 35 th aku fikir aku harus nentuin hidupku sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setelah baca cerita kakak. aka aku berpikir satu2 jalan agar batinku tenang, yaaa pergi. Pengen kerja yg jauh, supaya bisa kisah sama ortu.

      Hapus
    2. Kok bisa ya punya ortu keluarga ga enak2 nya mba sabar ya pasti indah pada waktunya

      Hapus
  36. Gw kasih tau ya, kalo loe mau jadi seorang ayah, jadi ayah itu yg pinter jangan bloon!! Anak gak salah lu maki, lama² dibunuh lu! Anak jaman now itu butuh revolusi mental dan psikis, bukan cara biadab. Lu jahat sama anak lu belum tentu anak lu jga punya temen, so hati² aja kalo lu jadi ayah jaman skrg!!

    BalasHapus
  37. Aku juga benci papaku. Dia jarang nafkahi kami, dia sering ambil uangku tanpa sepengetahuanku. Kalau aku tanya "pa ngambil uangku ya?"
    Pp "iya, nt gjian pp balikin"

    Gt aja trs, yg gak aku suka. Dia gapernah blg kalo mau minjem uang. Misalkan aku lupa jumlah uangku, gmn aku mau nagih ke papa :) trs dia juga sering ambil uang adek dan mama tanpa sepengetahuannya. Ppku orgnya tempramen bgt,keras,suka bicara kasar/kotor. Aku mama dan adek sering jadi pelampiasan amarahnya kalo dia ada masalah dikantor. Dia udah berkali2 selingkuh. Sebenernya dlu dia pengangguran, karna mamaku punya jabatan di kantor, dia bantu papa buat masuk jd pegawai bawahan di sebuah Pabrik. Dia disana bener2 SOK2AN, dia aja slingkuh sm pegawai cewe di pabrik itu. Suatu saat, mamaku bawain bekal, dan dtg ke pabrik pp, dia lihat pp lagi beduaan sm si cewe bgsat nya itu, ketawa2 sama kelitik2an. Intinya aku benci papaku, selalu nyalahin aku gak becus beres2 rumah, gapernah dukung bakatku. BANGSAT dah

    BalasHapus
  38. Aku juga benci bapakku...
    Sekeluarga tidak pernah adanya musyawarah... keluhan sedikit yg keluar dari mulut ibu ku selalu dihakimi langsung bahkan tak segan dia mengamuk... ada kotoran sedikit di lantai saja atau percikan air dia langsung marah. Dulu waktu dia masih belum pensiun, tidak ada lauk di rumah atau beli beras yg tidak enak dia akan mengamuk pada ibu.
    Puncaknya saat ibu bangkrut, ibu sudah di marah2 para rentenir, tapi apakah dia sebagai suami membela? TIDAK sama sekali! Dia ikut menyalahkan ibuku mengamuk bahkan hampir menangani ibu. Entah sudah pernah aatu belum ibuku ditangani, yang jelas ibu selalu menutupi 😢😢😢

    Kami anak2nya pun tak jarang dimarahi.. kecil ku dulu sering aku di jepret karet, terbakar rambutku karena korek yg untuk menakuti ku pun sudah pernah 😢... aku dan adiku dilarang menangis disaat sakit ataupun keadaan apapun 😢. Seingat ku waktu aku kecelakaan menggunakan sepeda motor nya, aku digiring didepan warga yg menolongku sambil di jamban 😭😭😭, dia pun sempat mengangkat dingklik kecil atau kursi kayu ke arah ku hendak memukul ku karena motornya rusak, tapi dihalangi oleh warga 😢

    Sampai sekarang aku sudah nikah pun dia tidak merubah kebiasaan jahatnya, tidak seganteng juga sekarang dia ikut memarahi suamiku. Mungkin dia bahagia kalau aku menjadi janda.. entahlah... aku membencinya entah sampai kapanpun 😢😢😢😢😢

    BalasHapus
  39. semua komentar diatas membuatku semakin membenci bapak ku, seandainya kita membuat grup "pembenci bokap" untuk mencari solusinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Waaah boleh juga niih idenya.pasti banyak yg minat. Jadi kapan nih Kak mau bikinnya ? Wkwkwk

      Hapus
  40. YA ALLAH DENGARKAN DOA'A KU, AKU INGIN AYAHKU MATI SEKARANG JUGA!!!

    BalasHapus
  41. Aku juga membenci bapak ku, dan semua orang yg kenal sama aku tidak ada yg mengerti,
    Waktu kecil,bpk ku selalu maen tangan kalo lagi marah ,sampe sekarang, aku sudah besar, walaupun tidak sakit tapi hati ini yg sangat sakit. Aku ingin mati :(

    BalasHapus
  42. Yaa Allah ternyata aku tidak sendiri, ayahku juga tempramen,egois suka bentak2 anak istri di depan umum.. kalo ada obat penghilang suara udah aku kasih tuh obat biar ga bisa ngomel2.. suka malu sendiri kalo si ayah ngomel2 anak istri didepan umum.. tapi apalah daya ku.

    BalasHapus
  43. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  44. Aku juga benci bapaku. Dia orang yg kasar, egois, pengen menang sendiri, gamau kalah, main tangan, suka ngomelin anak istri di depan umum, nyumpahin anaknya, ngatain anak istrinya. Aku lupa kapan terakhir kali dia nafkahin keluarga sekarang aku udh kelas 12. Dia sering nyumpahin biar hidup aku ga selamat, biar aku ga sukses. Tapi aku percaya doa ibu aku yang paling terbaik. Bapa aku tetep ngatain aku bego walaupun aku dapet peringkat 5 besar di sekolah, mungkin karna dia ngga ngerasa ngebayarin aku sekolah. Hehe, aku juga cape ko pura2 senyum trs di depan org lain, tapi ayo kita harus bangkit. Masih ada orang yg perlu kita bahagiakan. Insyaa Allah semuanya akan berakhir dengan indah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah persis bgt kaya hidup gua:)
      ternyata gua ga sendiri:)
      kadang pngen bgt ngakhirin hidup tapi gua masih inget sama ibu gua:) smngattt

      Hapus
  45. Gua juga berharap bgt bapak gw mati aj, gw cuman butuh ibu gw, gw bener bener lega kalo bukan cuma gw doang yang ngerasain ini. Gw jg berpikir bodoamat orang mau bilang gw durhaka dan berfikir dunia sangatlah tidak adil karena gw liat bapak yemte gw penyayang bgt. Gw jg eering berpikir seandainya gw bisa milih terlahir di keluarga mana.

    BalasHapus
  46. Gua sampe berfikir gk mau punya anak karena gw takut gw akan seperti bapak gua dan membuat anak saya menderita.

    BalasHapus
  47. Gw jg benci ayah, gw anak kedua dari tiga bersaudara dan ayah gw selalu memperlakukan gw ga adil dibandingkan dengan saudara2 gw yg lain. Ayahku orangnya keras kepala, tidak mau mengalah walaupun salah boro2 mau minta maaf. Baru2 ini saja aku berdebat dgn ayahku sampai tangisku meledak dan tetap saja ayahku ga peduli akan air mataku yg jatuh karenanya. Sampai skrgpun aku masih dendam thdp ayahku atas perlakuannya kepadaku dan aku ingin segera cepat2 keluar dari rumah yg bagiku neraka ini dan memulai hidupku sendiri. Tak kusangka aku menemukan banyak orang-orang yg sama nasibnya sepertiku disini, selama ini aku merasakan bahwa aku sendiri yang membenci ayahku. Semoga kehidupan di masa depan memberikan kita kebahagiaan yg layak kita dapatkan teman2. Aamiin

    BalasHapus
  48. Aq juga membenci ayah q aq ingin dia segera mati

    BalasHapus
  49. Hidup ku tertekan,dia hanya benalu dalam hidup ku aku muak akan tingkahnya aku benci akan sikapnya aku ingin dia mati aku ingin menjalani hidupku dgn cara ku.

    BalasHapus
  50. Dulu aku pengen cepat dewasa tetapi sekarang rasa nya pengen kembali ke masa kecil dimana masih belum mengetahui hal hal yang buruk terjadi saat ini

    BalasHapus
  51. Hari demi hari, gue klo lihat muka bokap guu,pengen dia cepet mati aja. Sumpah, udh ga guna lagi tu orang. Ga nafkahin, ga kerja, tua, effort mempererat keluarga gaada, terlebihnya jadi parasite di rumah.

    Mending cepet mati aja, biar ga makin banyak dosa gegara nyimpen kebencian di dia. Sudah mah temperamental, pemarah, perusak, omongannya kyk lintah busuk anjing.

    Udh sabar gue bertahun-bertahun dengan attitude nya. Sabar dengan suruhan, nganggep gue pembantu di rumah, pengen diperlakukan kyk dewa, ingin di 'respect' katanya. Eh goblog, gue udh gaada respect lagi buat lo.

    Ga peduli lagi, lu matinya mau gimana, mau stroke, mau jantungan, mau sekarat, gue masih ingat kata-katanya 'klo papa sakit, jangan kamu nyentuh atau rawat papa gegara marahan sama kamu'

    Lol dengan senang hati.
    Di pemakamannya pun gue gaakan nangis Kali, buat apa sedih lagi? Baguskan? Skrng dah 'tenang' di alam masing masing.
    Ya, semoga Allah mendengarkan doa saya kenapa saya ingin sekali dia cepat mati.

    Buat apa aku ngancurin diri sendiri dgn bunuh diri gegara masalah ini? Lol

    BalasHapus
  52. Aku berharap ending cerita itu terjadi dikehidupanku. Sgguh bgitu damainnya hatiku jka itu bnar2 trjadi. Aku benar2 ingin melihat ayahku mati. Hidupnya adalah neraka untukku dan adik2ku

    BalasHapus
  53. Sama seperti ayah saya. Dia selalu mementingkan adik dan kakak saya di bandingkan saya. Dan saya juga muak jika ayah saya tidak memberikan apa yg aku inginkan. Sebenarnya aku iri terhadap tmn tmn ku yg keinginananya terpenuhi. Boro boro semua keinginanku terpenuhi.. Aku ingin sebuah hp yg harganya cukup rendah aja nggak boleh sedangkan kakak dan adikku diberikan hp yg bagus sedangkan aku diberikan hp bekas kakak ku yg dulu yg sungguh kentang. Teman temanku pada menghinaku tentang hp kentangku ini. Aku dlu pernah bilang ke bapakku . Pak besok klo gajian aku dibeliin hp ya.. Dan pada saat bapaku gajian ehh ternyata bapaku beli hp sendiri. Dan kedua kalinya pas bulan puasa bulan mei 2019 aku pun meminta hp. Dan pada saat itu juga pas kakak aku kuliah dengan hp kentang yg aku miliki ini dia pun memberikan hp vivo y95 yg harganya 2 jutaan. Setelah beberapa bulan hp kakaku yg vivo y95 rusak mati sendiri. Dan bapakku segera bergegas banget mencarikan hp baru. Sungguh diriku iri banget boro boro dipilihin minta hp yg spek rendah aja gak boleh... Sungguh kejam nya seorang ayah terhadap anak ke2

    BalasHapus
  54. Apakah durhaka ketika membenci seorang ayah?

    BalasHapus
  55. Ada yang doanya sudah kesampaian ayah nya meninggal?

    BalasHapus
  56. Dia ninggalin gua waktu gua kecil ... Ampek sekarang gua kagak pernah namanya punyak ayah... Dan gua gk pernah ngerasain kasih sayang ayah gua... "Ayah adalah pahalawan" itu bullshit buat gua... Ayah buat gua itu sampah men... Thank buat kalian yg seperasa kayak gua sama sama"PEMBENCI AYAH"

    BalasHapus
  57. Dia dulu sering main judi, main perempuan, mabok2an. Akhirnya sekarang udah gak bisa jalan, udah kena penyakit macem2. Tapi ibu sabar bgt, gak pernah marahin dia. Gak ngerti lagi hati ibu terbuat dari apa. Pngn bgt bapakku cepet mati. Biar ngurangin beban hidup ibuku

    BalasHapus
  58. Cerita ini mirip banget sm ceritaku, papah beneran mati saat aku brdo'a kaya gitu dan skrng aku dapat ayah tiri yg gajauh beda, dia pengangguran dan lebih buruk lagi. Kejadian yg sama terulang 2 kali :)

    BalasHapus
  59. Iya sama aku jg persis seperti di cerita ini, ayahku(males bgt sebenernya manggil dia ayah) pernah cerita ktnya dulu emng bapaknya keras kalo mendidik anak2nya. Dan akhirnya tanpa ga sadar dia praktekin ke anak2nya, aku dri kecil selalu dipaksa ngelakuin apa yg dia mau padahal aku ga suka dipaksa2 orangnya. Aku merasa ga bebas buat keputusan sendiri yg padahal aku sedang ingin menuangkan imajinasiku. Pernah waktu itu diajak musyawarah sm ayahku, tpi ngomongnya ga nyantai smpe2 aspirasi ku ga pernah didenger dan selalu disalahin. Jdi buat apa musyawarah klo gitu, malah nambah luka batin aja. Klo sm anak kecil lain baik, tpi sm anak sendiri dianggap musuh. Dan sekarang aku tumbuh menjadi anak yg pendiam dan introvert yg udh terbiasa untuk diam ketika dia marah,senang semuanya aku bodo amat. Kadang aku iri sm temen aku ketika lgi main ke rumahnya, ayah mereka lucu dan bisa diajak santai ga tegang mulu. Tetangga ku aja smpe ga suka sm ayahku apalgi bapak2 di blok ku. Pernah ayahku nampar bapak2 tetanggaku di mushola cuma gr gr beda pendapat ttg madzhab, karena aku udh tau sifat ayahku yg mau menang sendiri jdi aku ga heran lgi serasa udh biasa aja gitu. Tpi traumanya di aku, aku smpe ga mau keluar rumah karena bener2 malu sm kelakuan ayah sendiri. Aku merasa takut diomongin sm tetangga, merasa dibenci. Pokoknya aku sering berdoa sm Allah supaya ayah ku cepet mati, karena bikin aku stress smpe sekarang dan takut buat deket sm cowok lain dan bahkan aku males nikah. Udh trauma sm masa lalu ku yg suram bgt, klo aku pengen makan tuh smpe males klo ada ayahku di ruang tengah. Smpe bodo amat kena maag sekalipun yg penting dia pergi dri rumah dulu baru aku ambil makan. Kyknya plong aja gitu klo ga ada orang yg bikin kita sakit hati.

    BalasHapus
  60. Gw berharap tidak dikekang lagi tuhan cukup 2 tahun yg lalu

    BalasHapus
  61. Walaupun aku laki yg seharus nya kuat dengan segala marah yg di lontar bapak ku, tapi tetap aja ada rasa jengkel aku sama bapak ku, i support this article

    BalasHapus
  62. Kisahku berbeda dengan yg lain, aku dari kecil ga pernah melihat papahku seperti apa. Paph sma mamih berpisah dari usiaku 3 tahun, dan papah tidak menafkahiku dan tidak bertanggung jawab. Aku dari kecil sama mamih aku di besarkan penuh dengan kasih sayang dan tentunya pun menderita dengan ekonomi yg kekurangan. Usiaku saat ini sudah 25tahun dan sampai saat ini aku tidak tahu di mana keberadaan papahku.. Sometimes aku tdk perduli dengan papah karna dia meninggalkan kami, tapi disisi lainpun rasa nya aku ingin memiliki seseorang ayah...

    BalasHapus
  63. Aku juga benci bapakku, aku ngerasa pingin mati aja daripada hidup dgn mental tertekan kayak gini, buat apa punya harta banyak tapi keluarga selalu ribut, bapak aku gak mau ngaca kalau dirinya itu yg iblis, aku bela ibu aku di depan bapak aku krn dia selalu dibentak2 bapak aku tapi ibu aku gak pernah bela aku ketika aku yg diposisi itu, aku benci punya keluarga kayak gini. Aku diperlakukan tidak baik oleh bapak aku sejak aku sd, di seret ke kamar mandi dan diguyurin air dingin klo aku bandel, pernah kepala aku mau di celupin di bak mandi juga, mau di pukul pake gagang pel juga, bayangin sejak SD aja aku sudah diginikan, bayangin aku sering dikatain anak setan, goblok, dikatain asu juga,dibentak2 gak wajar, bayangin dari SD sampe kuliah kayak gini, aku sampai pernah depresi sekitar setahun, kenapa hidup gue banyak masalah Ya Tuhan, hamba gak kuat,mati aja lah mati presetan sama pahala,padahal gue udah sholat serajin mungkin, sedekah ke forum2 berbagi tapi hidup aku tetep susah kayak gini. SEORANG BAPAK ITU PASTI JADI PENYEBAB KELUARGA ITU HANCURRRRR.

    BalasHapus
  64. Sejak kecil di tinggal ibu kerja ke luar negeri, ayahku tak pernah mengajariku merawat diri, tidak pernah memperhatikanku, bahkan aku tak di ajari untuk menggunting kuku, hingga kuku kaki ku membusuk karena aku sibuk sekolah, hingga kulitku rusak Krn tdk terawat, dan sekarang aku bahkan malu untuk menikah, aku tidak ingin dia menjadi wali dalam pernikahanku, aku tidak ingin calon suamiku tahu klw aku punya orang tua macam dia, seorang ayah yg materialis, angkuh, main tangan, selalu mengumpat dan memanggil ku dg panggilan Anjing, aku tidak akan pernah lupa bagaimana dia menghinaku dengan berkata aku adalah anak pembawa sial, anak keparat, anak bajingan, binatang, dan dia menceritakan semua kejelekan ku kepada semua teman² nya... sampai sekarang luka batin ini tak kunjung sembuh. Sungguh sangat menyakitkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama ka, yang sabar ya. Semoga kita cepet bahagia

      Hapus
  65. banyak kawan senasib disini 😢

    BalasHapus
  66. aku sudah menganggap ayahku mati, orang yg paling kasar egois dan tidak pernah perduli dengan nasib anak"nya.

    BalasHapus
  67. Aku benci pada ayahku saat ini. Semasa ibuku hidup ayahku selalu bertengkar denganya. Dan ayahku tukang selingkuh apalagi si anjing ini lebih royal kepada orang lain dari pada kekuarganya. Ayahku mudah diperet sama wanita. Unttuk menafkahi aku dan adiku ayahku selalu perhitungan tapu kalau biayai wanita lain kuliah tidak pernah ngeluh. Disaat ibuku sakit ayahku tidaj pernah mau membawanya kerumah sakit. Pernah ibuku divawa kerumah sakit itu juga karena anjuran dari saudara ibuku. Masih banyak cacian dan kebencianku pada ayahku. Aku males nulis!!! Buat ayahku fuck you!!! KONTOL!!!

    BalasHapus
  68. Keluh kesahku tersampaikan lewat novel ini,jika memang reinkarnasi itu ada,maka lahirkanlah aku dalam keluarga yang lebih baik dari yang aku jalani sekarang ini,

    Tetaplah berdiri walau badanmu mau tumbang bro

    BalasHapus
  69. Baru baca ini. Dan gue berharap juga ayah gue meninggal. Bagi gue, di keluarga sudah tidak ada arti hadirnya "ayah". Tidak peduli di anggap durhaka. Persetan dengan omongan orang lain karna mereka tidak pernah tau yg saya, mama dan adik adik rasakan. Tuhan... kabulkan doa ini. "Aku ingin ayahku mati":)

    BalasHapus
  70. Baru baca ini. Dan gue berharap juga ayah gue meninggal. Bagi gue, di keluarga sudah tidak ada arti hadirnya "ayah". Tidak peduli di anggap durhaka. Persetan dengan omongan orang lain karna mereka tidak pernah tau yg saya, mama dan adik adik rasakan. Tuhan... kabulkan doa ini. "Aku ingin ayahku mati":)

    BalasHapus
  71. Baru baca ini. Dan gue berharap juga ayah gue meninggal. Bagi gue, di keluarga sudah tidak ada arti hadirnya "ayah". Tidak peduli di anggap durhaka. Persetan dengan omongan orang lain karna mereka tidak pernah tau yg saya, mama dan adik adik rasakan. Tuhan... kabulkan doa ini. "Aku ingin ayahku mati":)

    BalasHapus
  72. Baru baca ini. Dan gue berharap juga ayah gue meninggal. Bagi gue, di keluarga sudah tidak ada arti hadirnya "ayah". Tidak peduli di anggap durhaka. Persetan dengan omongan orang lain karna mereka tidak pernah tau yg saya, mama dan adik adik rasakan. Tuhan... kabulkan doa ini. "Aku ingin ayahku mati":)

    BalasHapus
  73. Lagu titip rindu buat ayah berasa lucu

    BalasHapus
  74. Haha") semua cerita kalian sama dengan cerita saya :> cuman cerita saya berbeda seorang ayah saaya adalah pri yang berpendidikan tetapi mulut, tangannya,dan kakinha tidak mempunyai pendidikan mulutnya selalu mengeluarkan kata kata yang membuat aku dan ibuku sakit hati dan tangan , kakinya selalu memukuli ibuku apakah seorang pria seperti dia pantas di panggil "ayah"?

    BalasHapus
  75. Benar, aku juga ingin ayahku mati detik ini juga, Aamiin

    BalasHapus
  76. Semoga ayah ayah yg tidak punya hati. Egois, pemarah, kasar, dan tuanya cuma sakit sakitan, ga bisa apa apa dan jadi beban keluarga, bikin susah kelaurga. Segera musnah dari bumi ini dan ketemu sama Tuhan buat tanggung jawab atas perbuatannya. Aamiin. Ayahku yg ga pernah sholat dadi dulu, pemarah, ga peduli sama aku,ibu dan adikku, ngatain aku dan ibuku "asu", selingkuh. Udah kere selingkuh lagi, ga kayak ibu. Banyak uang hidupnya oenuh kasih sayang dan sekarang bapak stroke ga bisa apa apa yg ngerawat ibu. Aku bodo amat mau ngrawat liat mukanya ada jijik. Karma itu ada, bodo amat. Mati aja kamu, bikin susah ibu. Aku ibu dan adikku ingin bahagia tanpa melihatmu lagi bapak bangsat.

    BalasHapus